Selasa, 23 Maret 2010

Dampak negatif e-Learning

Seorang pendidik, baik dosen atau guru yang baik tidak hanya memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal keilmuan, tapi juga harus memiliki kompetensi untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik agar membangkitkan semangat mereka dalam belajar. Salah satu bentuk perilaku siswa dengan motivasi belajar yang tinggi ialah dengan keterlibatannya secara aktif dalam berdiskusi maupun bertanya kepada pendidik. Tetapi pada kenyataannya di Indonesia, para siswa dan mahasiswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang aktif terlibat dalam diskusi mengenai topik akademik. Salah satu hal yang diduga menjadikan perilaku pasif khususnya pada mahasiswa ialah karena metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah. Metode pembelajaran tersebut terkesan hanya satu arah sehingga kurang interaktif yang menyebabkan siswa didik kurang ‘greget’ dalam belajar. Selain perilaku pasif, mahasiswa juga sering menunjukkan rasa cemas dan kurang percaya diri jika dituntut untuk terlibat aktif.

Salah satu bentuk metode pengajaran interaktif sebagai solusi dari permasalahan di atas dan untuk kemudahan bidang pendidikan ialah dengan memanfaatkan teknologi yaitu melalui media internet yang biasanya disebut dengan On-line Learning, Virtual Learning atau e-Learning[. Ada berbagai bentuk dari metode belajar dengan menggunakan internet, diantaranya ialah akses materi belajar melalui home-page , perpustakaan virtual, penggunaan e-mail antara mahasiswa dengan dosen untuk berdiskusi (mailing list) atau dengan penggunaan teleconference maupun forum diskusi.

Penggunaan internet yang bersifat searah seperti penggunaan perpustakaan online atau akses homepage dianggap kurang interaktif karena searah, sedangkan seperti mailing list merupakan salahsatu fasilitas yang dianggap interaktif. Diskusi interaktif mengenai topik perkuliahan melalui mailing list diharapkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan motivasi belajar mahasiswa untuk terlibat aktif dalam KBM. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ranti & Santoso di SMUK penabur Jakarta yang membuktikan bahwa penggunaan internet sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris cukup efektif dibuktikan dengan prestasi belajar yang meningkat.

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh Simanjutak dkk (dilakukan di Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya) justru sebaliknya. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan mailing list sebagai metode pembelajaran kurang meningkatkan motivasi mahasiswa. Hal tersebut dianggap karena tidak diterapkannya system penghargaan dan hukuman dalam proses belajar dengan mailing-list, dimana mahasiswa yang malas untuk berkomentar tidak diberi hukuman dan tidak ada hadiah yang nyata bagi mereka yang berpartisipasi aktif. Penghargaan berupa feed-back tentang komentar mahasiswa juga jarang diberikan. Selain itu, mahasiswa yang malas di kelas menjadi tidak merasa rugi karena justru dikukuhkan dengan kemudahan materi yang dapat diakses di internet.

selain itu metode pembelajaran sepereti ini juga dapat mengurangi jiwa sosial antar mahasiswa. tidak ada interaksi langsung, sehingga tidak terasa ada kebersamaan antar teman.

Jadi sebenarnya, apakah e-learning itu memudahkan atau justru menimbulkan permasalahan baru?? Bagi yang mau share atau mau menambahkan Monggo..Silahkan dan Maturnuwun Nggih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar