Rabu, 24 Maret 2010

Perubahan Proses Bisnis yang Melunturkan Nilai Etika Tradisional

Mahasiswa Kebiasaan Loundry Jadi Pemboros
Bagi sebagian kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang aktif dalam berbagi kegiatan, mencuci adalah hal yang paling berat untuk mereka lakukan. Berangkat ke kampus pagi-pagi buta,selalu pulang setelah senja terbenam. Jika tidak pandai menyiasati waktu maka tak ada waktu untuk memncuci ataupun nyetrika pakaian.
Itu juga pasti akan berlaku bagi mahasiswa yang malas dan tak mau pusing dengan pakaian-pakaian yang mereka kenakan. Wal.,.,.,hasil???? Mereka bawa pakaian-pakaian kotor yang menumpuk Loundry. Tinggal kita siapkan uang, taruh pakaian, ambil 2 atau 3 hari kemudian. Hmm.,.,mmm pakaian kotorpun disulap jadi pakaian yang rapi dan wangi. Tak perlu lagi repot dan pusing memaakai pakaian kusut karena terburu-buru nyamber pakaian di jemuran.
Ya.,.,Loundry adalah cara yang paling ampuh kalo kita ga mau pusing dengan cucian-cucian kita.
Namun, apakah kita sadar? bahwa kebiasaan yang kita lakukan ternyata mendidik kita untuk belajar hidup boros dan malas? Makan malas masak, jajan ke warung makan. Nyuci malas,masukkin ke tukang laundry, minum malas ngrebus, beli air gallon lalu colokin deh ke dispenser.
Wah..,.,wah..,,wah.,.,kita terbuai dengan kecanggihan tekhnologi ya? bisa-bisa bangsa ini di penuhi oleh generasi muda yang serba konsumtif dan ingin praktis .
Ya.,.,itulah damak perkembangan tekhnologi , membuat manusia menjadi semakin malas dan tergantung pada kecanggihannya. So..,.,maukah kita diperbudak oleh kecangihan tekhnologi?????
Ou.,,tentu tidak!!! Harus pandai-pandai memilah-milah ya.,…
Wassalam.,.,

Perubahan Proses Bisnis yang Melunturkan Nilai Etika Tradisional

Proses bisnis/sosial jaman sekarang sudah berbeda dengan jaman dulu. Semakin pesat perkembangan teknologi yg menyebabkan hilangnya/lunturnya nilai etika tradisional .

Ini contohnya :

Otak Komputer Mendominasi Otak Manusia

Hitunglah !

5 + 6 = 11

2 x 3 = 6

Hmmm.,.,.perhitungan di atas sangat amat mudah untuk kita lakukan bukan?

Kita perlu membutuhkan waktu lama dan kertas coret untuk menghitungnya. Bahkan anak-anak usia kels 3 SDpun sudah pasti bisa menjawabnnya.,.

Nah.,,bagaimana dengan yang ini?

(1.500x1.689)+1.968.000-(480.000:45)=……???

Waduh???

Hm.,.,.mmm jadi berapa ya?

Mungkin bagi sebagian orang angka-angka di atas terasa silit untuk diselesaikan tanpa alat bantu. Kita pasti membutuhkan kertas coret itupun kita harus membutuhkan waktu sekita 3-5 menit untuk menghitungnya.

Seiring perkfembangan zaman dan majunya tekhnologi yang berkembang manusia menciptakan sebuah alat hitung otomatis, yaitu kalkulator. Ya.,., kalkulator? Mungkin kata itu sudah tak aneh lagi di telinga kita. Bahkan Handphone yang kita genggam sehari-haripun sudah dilengkapi dengan aplikasi kalkulator. Wah.,., Kita tak perlu lagi repot bawa kalkulator kemana-mana deh!!

Pakai kalkulator kita bisa menghitung angka-angka besar , tinggal kita input angka, masukkan perintah, tekan samadengan ( =) lalu muncullah hasil yang kita inginkan. Kita pun tak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan sutatu soal.

Canggih memang, namun tanpa kita sadari kalkulator membuat kita menjadi

* semakain malas untuk menghitung,

* kita menjadi semakin bodoh,

* selau tergantung pada kecanggihan kalkulator.

Tak ada lagi usaha untuk mencoba menghitung secara manual Karena dirasakan lebih paraktis dan cepat memakai kalkulator.Manusia tak lagi mengandalkan otaknya, tapi lebih memilih mengandalakan otak komputer mini itu.,,

Selasa, 23 Maret 2010

Dampak negatif e-Learning

Seorang pendidik, baik dosen atau guru yang baik tidak hanya memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal keilmuan, tapi juga harus memiliki kompetensi untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik agar membangkitkan semangat mereka dalam belajar. Salah satu bentuk perilaku siswa dengan motivasi belajar yang tinggi ialah dengan keterlibatannya secara aktif dalam berdiskusi maupun bertanya kepada pendidik. Tetapi pada kenyataannya di Indonesia, para siswa dan mahasiswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang aktif terlibat dalam diskusi mengenai topik akademik. Salah satu hal yang diduga menjadikan perilaku pasif khususnya pada mahasiswa ialah karena metode pembelajaran yang konvensional seperti ceramah. Metode pembelajaran tersebut terkesan hanya satu arah sehingga kurang interaktif yang menyebabkan siswa didik kurang ‘greget’ dalam belajar. Selain perilaku pasif, mahasiswa juga sering menunjukkan rasa cemas dan kurang percaya diri jika dituntut untuk terlibat aktif.

Salah satu bentuk metode pengajaran interaktif sebagai solusi dari permasalahan di atas dan untuk kemudahan bidang pendidikan ialah dengan memanfaatkan teknologi yaitu melalui media internet yang biasanya disebut dengan On-line Learning, Virtual Learning atau e-Learning[. Ada berbagai bentuk dari metode belajar dengan menggunakan internet, diantaranya ialah akses materi belajar melalui home-page , perpustakaan virtual, penggunaan e-mail antara mahasiswa dengan dosen untuk berdiskusi (mailing list) atau dengan penggunaan teleconference maupun forum diskusi.

Penggunaan internet yang bersifat searah seperti penggunaan perpustakaan online atau akses homepage dianggap kurang interaktif karena searah, sedangkan seperti mailing list merupakan salahsatu fasilitas yang dianggap interaktif. Diskusi interaktif mengenai topik perkuliahan melalui mailing list diharapkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan motivasi belajar mahasiswa untuk terlibat aktif dalam KBM. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ranti & Santoso di SMUK penabur Jakarta yang membuktikan bahwa penggunaan internet sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris cukup efektif dibuktikan dengan prestasi belajar yang meningkat.

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh Simanjutak dkk (dilakukan di Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya) justru sebaliknya. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan mailing list sebagai metode pembelajaran kurang meningkatkan motivasi mahasiswa. Hal tersebut dianggap karena tidak diterapkannya system penghargaan dan hukuman dalam proses belajar dengan mailing-list, dimana mahasiswa yang malas untuk berkomentar tidak diberi hukuman dan tidak ada hadiah yang nyata bagi mereka yang berpartisipasi aktif. Penghargaan berupa feed-back tentang komentar mahasiswa juga jarang diberikan. Selain itu, mahasiswa yang malas di kelas menjadi tidak merasa rugi karena justru dikukuhkan dengan kemudahan materi yang dapat diakses di internet.

selain itu metode pembelajaran sepereti ini juga dapat mengurangi jiwa sosial antar mahasiswa. tidak ada interaksi langsung, sehingga tidak terasa ada kebersamaan antar teman.

Jadi sebenarnya, apakah e-learning itu memudahkan atau justru menimbulkan permasalahan baru?? Bagi yang mau share atau mau menambahkan Monggo..Silahkan dan Maturnuwun Nggih..

BILA AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amiin.